Benteng Van Der Wijck


Bersama ini saya sampaikan sebuah cagar budaya, Benteng Van Der Wijck, sebuah saksi sejarah yang penting bagi Bangsa Indonesia.

Kami beranggapan bahwa bangunan cagar budaya sangat penting untuk dilestarikan, salah satu cara untuk melestarikan yang bisa kami lakukan adalah menyebarkan inormasi mengenai obyek cagar budaya. Kami punya keyakinan, semakin banyak inormasi yang bisa diterima generasi muda dan seluruh masyarakat, maka semakin besar dukungan terhadap bangunan cagar budaya.

dalam_btg_van_der_wijck
Kami berkunjung ke obyek cagar budaya tersebut dan melakukan pengamatan langsung. Selain berdasarkan pengamatan langsung, kami juga membaca brosur yang dikeluarkan oleh pengelola Benteng saat ini.

Saat ini kami sedang ada di Benteng Van Der Wijck, sebuah benteng peninggalan Belanda. Benteng ini berada di Kota Gombong, masuk Kabupaten Kebumen. Sebeuah kabupaten yang bersebelahan dengan Kabupaten Wonosobo.  Benteng terbuat dari pasangan batu yang ditutup dengan plesteran. Lokasi Benteng berdekatan dengan obyek wisata Waduk Sempor, Pantai Logending, Waduk Wadaslintang, Gua Jatijajar dan tidak begitu jauh dengan Dieng.

Keberadaan benteng ini sering diunggah melalui berbagai media online seperti blog, medsos, twitter maupun facebook.

Pada saat lebaran banyak anak-anak muda yang mudik lebaran dan berwisata ditempat ini, sehingga seperti umumnya tempat wisata saat lebaran maka tempat ini menjadi ramai pengunjung.

Sebagai bentuk peduli Bangunan Cagar Budaya, kami ingin menuliskan tntang benteng Van Der Wijck. Tulisan ini semoga bermanaat bagi pembaca sekalian.

1. Sejarah Benteng Van Der Wijck

Benteng Van Der Wijch, diperkirakan di bangun pada masa Perang Diponegoro (1825-1830), yang dibangun dengan cara menggerakkan tenaga rakyat dan dilakukan tanpa di bayar, atau sering dikenal secara Kerja Paksa. Sebutan ini timbul dikarenakan pembangunan dilakukan secara paksa. Pembangunan diperkirakan pada masa Perang Diponegoro, perkiraan ini berdasarkan ditemukannya petilasan Kyai Giyombong dan Kyai Gajahnguling di Gombong, dimana keduanya adalah tokoh pendukung pangeran Diponegoro di Daerah Bagelen (Kedu Selatan).

depan_btg_van_der_wijck

Pada saat Perang Diponegoro berkecamuk, Belanda menggunakan suatu taktik yang dilakukan dalam Peang Diponegoro tersebut, tepatnya tahun 1827 Belanda Menggunakan politik perang yang disebut Benteng Stelsel.

Strategi Benteng stelsel adalah strategi dengan cara mendirikan benteng-benteng di daerah-daerah yang berhasil di duduki Belanda dengan tujuan mempersempit wilayah gerak Pangeran Diponegoro.

Apabila dilihat dari peta, maka di wilayah Bagelen (Kedu Selatan) bagian barat, Belanda membangun satu Benteng yang bernama Benteng Van Der Wijck. Dimana penamaan benteng Van Der Wijck sendiri masih dalam tahap pengkajian, namun di atas benteng tersebut terdapat sebuah papan nama dari logam yang bertuliskan, “Van Der Wijck”.

2.  Benteng Van Der Wijck Pada Masa Pendudukan Jepang

Pada Masa Pendudukan Jepang, Benteng Van Der Wijck dijadikan tempat untuk melatih anggota PETA (Pembela Tanah Air). Dimana PETA adalah Tentara Sukarela Indonesia bentukan Jepang dan difungsikan sebagai pasukan pembantu untuk menghadapi Sekutu.
Para aqnggota PETA di asramakan di barak-barak militer yang terdapat di depan benteng, sedangkan benteng itu sendiri sebagai pusat penyimpanan bahan makanan dan senjata-senjata Jepang.

Jumlah anggota PETA saat itu adalah +- 720 orang, terdiri dari 2 (dua) Batalyon, yaitu Batalyon I (Daichi Daidan) dan Batalyon 3 (Daisan Daidan).

3. Benteng Van Der Wijck pada masa Revolusi Kemerdekaan

Setelah Indonesia Merdeka, Belanda berusaha menguasai Indonesia Kembali. Maka dikenal dengan adanya agresi militer yang dilakukan oleh Belanda. Benteng Van Der Wijck sebelum Belanda kembali masuk ke Kota Gombong, komplek benteng dijadikan Markas oleh BKR (Badan Keamanan Rakyat), kemudian dipakai sebagai tempat untuk menampung para staf dan anggota Inspektorat Infanteri Bandung serta anggota Jawatan Kereta Api Bandung. Menurut mantan anggota BKR mereka hanya memanaatkan barak-barak militer di depan Benteng sedangkan benteng sendiri dibiarkan kosong.

4. Struktur Bangunan Benteng Van Der Wijck

segi8_btg_van_der_wijck

prespectiv_benteng_van_der_wijck
Benteng Van Der Wijck terbuat dari batu bata, dimana bagian luar tidak di plester sehingga terlihat susunan batu batanya. Dinding bagian dalam di plester dandi aci.
Bangunan benteng memiliki 2 (dua) lantai untuk seluruh bangunan bentengnya. Bangunan berbentuk segi 8 (delapan) dengaqn tinggi bangunan 10 m, dengan luas bangunan 7.168 m2 dan tebal dinding 1,4 m dan tebal lantai 1,1 m.

Silahkan berkunjung ke Benteng Van Der Wijck, semoga wisata anda menyenangkan, karena anda merugi kalau tidak berkunjung ke sana.

Tinggalkan komentar